Bagaimana Kita Menjadi Sukses

Banyak kita ketahui bagaimana menjadi sukses, bagaimana menjadi kaya, bagaimana menjadi bahagia, atau setidaknya bagaimana menjadi nyaman.

Diluar sana begitu banyak contoh orang2x yg sudah lebih dahulu mempertahankannya, bertahun-tahun… Bahkan sampai anak cucu cicitnyapun ikut merasakannya. Tapi bagainmana dengan kita disini? bagaimana dengan anda? saya… Dan banyak orang lai juga yang masih saja terkatung-katung diantara susah dan senang, terbawa arus dan ombak kecemasan dan kesenangan yang tadinya terpikir bahwa inilah kebahagiaanku.

Apa yang membuat diantara kita, atau kita semua disini belum sampai kepada titik itu dan bisa mempertahankannya? Secara ego dan emosi pribadi kita merasanya sudah maksimal, atau apa adanya dengan segala daya dan kekuatan tetapi belum juga kunjung sampai kepada titik tertinggi kesenangan, diamna titik tertinggi kesenangan itu adalah kebahagiaan, Kebahagiaan adalah kesenangan dan kenyamanan yg dilakukan secara terus menerus dalam hidup kita.

Baik kesenangan lahir maupun bathin. pemenuhan kebutuhan, tercapainya keinginan, menjadi nyata impian dan harapan, dan lain sebagainya. Beberapa dari kita mungkin baru saja sampai ketitik kesenangan, kemudahan, dan kenyamanannya, baru terbuka setelah melakukan langkah2x objektif dan efektif, mengikuti saran dan langkah2x guru atau mentornya tanpa harus dulu menunda atau menolaknya untuk segera dilakukan, tetapi itu tidak cukup membawa kita kepada tingkat kebahagiaan yang haq (benar).

Ternyata sebagaimana fungsi tubuh yg sempurna yg Allah ciptakan, seperti 2 mata, tangan, otak kanan dan kiri, kaki, lubang hidung, 1 kelamin, satu anus dll, TIDAK difungsikan secara baik dan benar, itu kenapa akhirnya terjadi kerusakan atau ketidak stabilan tubuh dan menganggu kesehatan, begitu juga dengan perjalanan hidup didunia ini, ada siang dan malam sebagai penanda waktu yang panjang, ada pagi dan sore sebagai penanda pergantian waktu ( gerbang 2 alam ), baik dan buruk, hitam dan putih, dan seterusnya….
Dibagian ihktiar, kita seringkali pokus dan menguasai apa yg kita kerjakan ( ihtiar bumi ).

Sebab jika salah dan kurang pengetahuan akan hal itu, tentulah sangat dikhawatirkan hasil yg didapat tidaklah maksimal. Sementara ada ihktiar lain yang justru lebih mampu memberikan kejutan bahkan diluar nalar dan kemampuan kita, tetapi seringkali diabaikan meski pelajaran tentang hal itu sudah banyak kita temui dan pelajari, tetapi pada prakteknya sedikit sekali orang mampu merealisirkannya, sehingga hasil hanya mengikuti dengan apa yg kita kerjakan. Ini membuat kita miskin peluang dan secara tidak langsung menuhankan kemampuan sendiri dari apa yg dipelajari.

Inilah Ihktiar langit, yg hanya dipakai saat kita mulai ellah tak berdaya, sakit, gagal, atau tertekan pada suatu kondisi. Padahal jika dilakukan dengan baik disemua situasi, tanpa harus ditempatkan yg terburuk dalam diri dan hidup kita, ihktiar langit ini adalah KUNCI memaksimalkan hidup kita seperti mereka yg lebih dahulu dan menjadi contoh bagian dari sukses yg seringkali kita temui dalam sejarah dan berbagai macam media didunia, dan jaminan kebaikan di akherat. wallahualam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like